Rabu, 14 Desember 2011

Data lapangan vs Data GIS

Dalam praktek sehari - hari, perubahan data lapangan adalah sesuatu yang biasa terjadi karena dinamika perkembangan di lapangan yang mengharuskan terjadinya perubahan tersebut. Dalam kaitan dengan hal tersebut data - data GIS juga harus
mengikutinya.
Persoalan muncul ketika data - data tersebut harus mempunyai identitas unik dan harus terurut sesuai kondisi lapangan, sehingga memudahkan dalam tracing nantinya. Sebuah misal, Ada 100 tiang listrik dilapangan, dengan identitas urut mulai awal
sampai akhir, untuk memenuhi permintaan, di lapangan diberikan sisipan tiang diantara tiang ke 2 dan ke 3, akibat yang terjadi adalah kita harus memberikan penomoran ulang untuk semua tiang mulai tiang nomor 3 sampai tiang nomor 100.
Hal ini menjadi persoalan tersendiri karena nomor - nomor tiang ini juga berkaitan erat dengan data - data lain yang terkait dengan nomor tiang ini. Misalnya data pelanggan yang mengambil suplai daya dari tiang tersebut, yang juga harus berubah
sesuai dengan penomoran baru tersebut.
Banyak sekali implikasi yang terjadi dengan perubahan kondisi lapangan terhadap data - data GIS supaya data - data GIS selalu update. Seringkali perubahan kondisi lapangan yang hanya dikerjakan dalam waktu 1 hari saja, ternyata perubahan data di
GIS harus memakan waktu 1 minggu.
Sampai saat ini, kami belum mempunyai formula yang tepat agar perubahan kondisi di lapangan segera bisa diikuti oleh data GIS tanpa perlu memakan waktu yang relatif lama. Dan ini selalu menjadi pemikiran kami untuk bisa membuat formula yang tepat
dan dapat diterapkan untuk semua kondisi lapangan. Tentu saja sulit untuk dilakukan, tapi bukan tidak mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar