Rabu, 14 Desember 2011

Buku Tentang ArcGis, memanfaatkan fitur VBA

Setelah menunggu kurang lebih 2 bulan, draft buku tentang ArcGis yang saya ajukan ke penerbit andi yogyakarta disetujui untuk diterbitkan. Setelah mengisi kelengkapan dokumen dan lain - lain, saat ini prosesnya adalah sedang menunggu untuk editing dan proses cetak.
Sebenarnya niat awal pembuatan buku ini adalah untuk lebih memperkaya khasanah pengetahuan sekaligus berbagi ilmu (walaupun sedikit sekali) . Karena saya lihat belum ada satupun buku tentang ArcGis yang diterbitkan dan berbahasa Indonesia, padahal ArcGis sendiri sudah ada sejak tahun 90-an.
Mudah - mudahan, buku ini bisa sedikit membantu bagi siapa saja yang ingin belajar tentang ArcGis, terutama di sisi pemrograman Visual Basic for Application (VBA).
Mudah - mudahan pula buku ini segera terbit, perkiraan saya, sekitar bulan Januari 2010 buku ini sudah ada di toko buku.

Install ArcGis 9.x di PC dengan spesifikasi cukup tinggi

Sebenarnya ini adalah persoalan lama, tetapi entah kenapa selalu saja terulang. Oleh karena itu ada baiknya untuk saya tulis.
Setiap kali install ArcGis, saya selalu mendapati pesan error yang mengatakan bahwa ArcGis telah gagal me-register beberapa file berekstensi dll atau ocx. Setelah saya tanya di paman Google, ternyata persoalannya adalah masalah DEP di Windows. DEP ini akan memproteksi windows dari akses langsung ke memory (Direct memory access), sehingga registrasi sebuah file dll yang notabene akses langsung ke memory akan diblok oleh windows by default. DEP ini akan aktif dan berfungsi pada spesifikasi Prosesor dengan kecepatan 2,6 GHz ke atas, sementara dibawahnya DEP tidak akan berfungsi.
Windows XP, akan membuat konfigurasi seperti berikut ini secara default:
multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(1)\WINDOWS="Microsoft Windows XP Professional" /noexecute=optin /fastdetect
Teks di atas bisa dilihat pada system properties / Advanced / Startup and recovery, klik Setting.
DEP
Pada option noexecute tertulis optin, artinya hanya akses masuk saja yang akan diblok. Sebelum install arcgis, "optin" ini harus dirubah menjadi "Alwaysoff" ( opsi yang tidak mengaktifkan DEP). Pada Windows vista, terdapat menu yang bisa langsung digunakan untuk mengaktifkan dan tidak mengaktifkan DEP. Perubahan ini membutuhkan PC untuk restart agar setting yang baru bisa aktif. Setelah DEP tidak aktif, baru bisa install ArcGis secara lancar. Anda bisa kembalikan kondisi DEP aktif setelah instalasi ArcGis selesai dan tidak akan mengganggu operasinalisasi ArcGis sama sekali.

Buku VBA di ArcGIS

Bulan Januari lalu saya sempat posting tentang rencana penerbitan buku tentang ArcGis oleh Andi Publisher. Ternyata dari perkiraan saya Januari 2010 buku itu sudah bisa diterbitkan, ternyata tidak.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya buku saya tersebut diterbitkan juga oleh Anda Publisher, tepatnya di bulan Juni ini. Oleh Andi Publisher buku ini diberi judul GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS WITH ARCGIS 9.X PRINCIPLES, TECHNIQUES, APPLICATIONS, AND MANAGEMENT.
Sesuai dengan tujuan awal Sebenarnya niat pembuatan buku ini adalah untuk lebih memperkaya khasanah pengetahuan sekaligus berbagi ilmu (walaupun sedikit sekali) . Karena saya lihat belum ada satupun buku tentang ArcGis yang diterbitkan dan berbahasa Indonesia, padahal ArcGis sendiri sudah ada sejak tahun 90-an.
Buku ini ini membahas mulai dasar sekali bagaimana melakukan programming dan customizing ArcGIS dengan memanfaatkan fitur VBA yang sudah tertanam di dalamnya.
Ini adalah preview bukunya:
BUKU ARCGIS
Mudah - mudahan buku ini sedikit bisa memberikan pencerahan dan kita bisa berbagi ilmu walaupun sangat sedikit.
Jika mau beli bukunya, bisa langsung ke situs andipublisher.com

Peran GIS semakin terasa penting

Menjelang akhir tahun, berbagai macam usulan pengadaan barang dan peralatan untuk tahun berikutnya harus diajukan untuk dapat direalisasikan pada tahun berikutnya.
Begitu juga untuk penambahan jaringan di PLN, harus diajukan dalam istilah RKAP (rencana kerja dan anggaran pendapatan). Melalui RKAP ini, semua kebutuhan yang menyangkut jaringan untuk tahun berikutnya harus di sampaikan. Berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya, RKAP untuk tahun 2008 harus mencantumkan data - data GIS / PDPJ sebagai acuan pokok dalam pembuatan usulan RKAP.
Saat ini, peran GIS semakin dirasakan manfaatnya, karena dengan GIS perencanaan jaringan menjadi lebih realistis dan sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Dengan GIS pula, perencanaan jaringan menjadi jauh lebih mudah, karena kebutuhan akan jenis peralatan dan jumlahnya menjadi lebih mudah diprediksi, tingkat kepastiannya juga relatif lebih besar. Begitu juga dengan lokasi rencana penempatan jaringan baru, akan dengan mudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus turun ke lapangan untuk melihat sejauh mana kebutuhan jaringan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Sesuai dengan peran GIS, memetakan kebutuhan jaringan dan densitas pelanggan, baik secara kuantitatif atau kualitatif, adalah hal yang sangat signifikan dalam perencanaan jaringan di masa - masa yang akan datang. Dengan peta ini, perencanaan menjadi sesuatu yang sangat mudah dan ringan. Dalam ruang lingkup yang lebih jauh, perencanaan yang matang dan terpola, akan memudahkan operasi jaringan dan pemeliharaan jaringan di masa - masa berikutnya. Di sinilah peran GIS menjadi cukup signifikan pula. Dengan data - data yang dimiliki oleh GIS, banyak pihak yang dapat terbantu dan merasakan manfaatnya. Bukan hanya pihak yang terkait langsung dengan jaringan, tetapi juga bagian - bagian lain, misalnya keuangan yang bisa menghitung secara tepat kebutuhan anggaran terkait penambahan aset jaringan.
Sebagai pengelola GIS, kami cukup merasa bangga dan tersanjung akan hal ini, kami berharap ada semacam umpan balik kepada kami sebagai pengelola GIS. Misalnya berupa informasi dan data - data perubahan jaringan yang terjadi karena adanya operasi dan pemeliharaan jaringan serta adanya transformator management yang dilakukan oleh pihak - pihak terkait. Karena data - data ini, walaupun sudah ada instruksi untuk selalu melampirkan dan dikirim ke mapping / GIS, tetapi selalu saja ada yang tidak di kirim ke bagian GIS, Karena lupa atau hilang berkas misalnya. Mudah - mudahan hal ini tidak terjadi lagi di tahun - tahun mendatang.

Pemahaman Operator GIS tentang tugas

Selama bekerja di lingkungan GIS (atau SIG dalam bahasa Indonesia) banyak sekali ditemui hal - hal yang sebenarnya bisa dengan mudah diatasi, tetapi menjadi sulit karena pemahaman dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) operator terhadap GIS sendiri berbeda - beda.
Ada operator GIS yang sangat mahir dalam editing data GIS dengan menciptakan script - script tertentu sehingga membuat proses pekerjaan editing data GIS menjadi relatif mudah, tetapi sebaliknya ada yang sama sekali tidak mengerti tentang hal tersebut, mereka bekerja dalam taraf standar aplikasi.
Di lain pihak, karena data GIS adalah data keruangan yang membutuhkan koordinat lokasi di muka bumi, maka operator, baik secara langsung maupun tidak langsung, harus turun ke lapangan untuk medapatkan data koordinat dan atribut keseluruhan dari obyek yang di-digitasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada seorang operator yang sangat teliti dalam melakukan survey obyek, sehingga hampir semua detail obyek tercover, sebaliknya ada operator yang tingkat ketelitiannya kurang, sehingga untuk melakukan survey lapangan, harus datang ke lokasi obyek tidak cukup sekali, bahkan harus berkali - kali.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami membagi kemampuan operator GIS menjadi 4 bagian:
1. Mahir Operasional Software GIS dan teliti dalam hal survey
2. Mahir Operasional Software , tetapi kurang teliti dalam hal survey
3. Kurang mahir Operasional Software , tetapi teliti dalam hal survey
4. Kurang mahir Operasional Software dan kurang teliti dalam hal survey
Hal ini menjadi sebuah permasalahan, dan mungkin merupakan seni tersendiri dalam mengkoordinir semua operator GIS.
Tentu yang diharapkan adalah ketrampilan operator yang pertama, yaitu Mahir Operasional Software GIS dan teliti dalam hal survey, tetapi dalam beberapa hal akan sulit ditemui orang seperti ini.
Solusi yang bisa diambil adalah ketika melakukan digitasi obyek, dibutuhkan 2 orang operator yang bisa bekerja sama untuk memperoleh data yang sedetail mungkin. Solusi lain adalah dengan membuat formulir survey, sehingga data - data yang dibutuhkan untuk kelengkapan obyek yang disurvey dapat diisikan ke dalam form survey, hal ini juga untuk menghindari faktor “lupa” dalam melakukan survey lapangan.
Sebenarnya bukan hanya 2 parameter di atas yang dapat digunakan untuk menilai tingkat pemahaman operator gis terhadap tugas dan fungsinya, tetapi 2 parameter di atas adalah hal penting yang dapat menilai bagaimana operator gis di lapangan dapat memahami tugas dan fungsinya.

JTM - Trafo - JTR baru




Pada akhir - akhir ini, untuk mengejar visi 75-100 yang dicanangkan presiden, ada beberapa hal yang sudah dilakukan.
Salah satu yang berhubungan dengan pekerjaan GIS adalah adanya banyak sekali jaringan tegangan menengah, trafo / gardu, dan jaringan tegangan rendah yang dipasang di daerah - daerah terpencil yang selama ini belum terjangkau listrik.
Untuk itu, mau tidak mau, tim GIS harus turun ke lapangan ke lokasi daerah terpencil tersebut untuk mendata dan mendigitasi aset - aset jaringan baru. Tim GIS harus mendigitasi dengan menggunakan GPS daerah - daerah tersebut.
yang menjadi persoalan adalah, ternyata daerah - daerah tersebut, di samping lokasinya yang sulit dijangkau dengan transportasi, juga lokasinya yang sangat menyebar di seluruh wilayah kerja Tim GIS yang meliputi Mojokerto, jombang dan nganjuk, serta sebagian Sidoarjo, Malang, Lamongan dan daerah daerah lain.
Hal ini sangat menyulitkan Tim GIS karena membutuhkan tenaga dan waktu ekstra untuk mendatangi lokasi - lokasi tersebut. Tim GIS harus naik turun gunung untuk memperoleh data geografis aset jaringan tersebut. Di samping itu, harus ada persiapan cukup, baik tenaga dan sarana untuk menuju lokasi tersebut, sehingga ketika sudah berada di lokasi, tidak terjadi kendala berarti.
Ada pengalaman agak kurang mengenakkan ketika harus gunung ke daerah yang bernama Sendang gogor, wilayah kabupaten Nganjuk sebelah utara dan berbatasan dengan kabupaten Bojonegoro. ketika itu, membawa GPS yang baterai internalnya sudah tidak berfungsi lagi. Sehingga mutlak mengandalkan baterai eksternal. ketika sudah mendigitasi banyak sekali obyek dengan lokasi - lokasi yang terpencil, ternyata GPS nya mati !!!
Akibatnya semua data yang ada di GPS tersebut hilang !!! Sungguh sesuatu yang sangat mengecewakan, dan harus kembali ke daerah tersebut kembali untuk mendigitasi ulang.
Dengan syarat, harus membawa GPS yang kondisinya benar - benar baik, sehingga kejadian seperti itu tidak terulang lagi di lain waktu.

Akurasi GPS

Selama ini, dalam aktifitas sehari - hari, dalam melakukan digitasi lapangan digunakan GPS merk Garmin tipe 12XL. Mungkin ini merk lama dan sudah ada versi baru dan yang lebih canggih.
Dalam praktek, ternyata tingkat ketepatan dalam melakukan digitasi agak kurang baik. Mungkin karena tingkat toleransinya yang cukup besar. Hal ini ditandai ketika melakukan digitasi satu titik dengan dua kali digitasi dalam waktu yang berbeda, hasilnya juga berbeda.
Apalagi jika dilakukan 2 sampai 3 kali digitasi, hampir semuanya tidak mengacu ke satu titik yang sama.
Dalam beberapa hal, perbedaannya bisa antara 1 meter sampai 5 meter. Hal ini membuat akurasi map / peta yang digambar berdasarkan data GPS tersebut juga akan kurang akurat.
Untuk menyikapi dan mengantisipasi hal ini, dilakukan digitasi berulang - ulang, minimal 2 kali, nilai dari hasil digitasi tersebut dibuat rata - rata dan titik hasil rata - rata tersebut yang dijadikan acuan dalam penggambaran di map/peta.
Antisipasi seperti ini memang harus dilakukan untuk membuat map/peta yang digambar menjadi akurat, dengan resiko pemborosan waktu karena satu hal dikerjakan bisa dua atau tiga kali.
Dalam kasus lain, juga kejadiannya mirip, ketika melakukan tracing terhadap jalan, untuk menggambar jalan raya. Tracing dilakukan ketika berangkat dari posisi awal menuju posisi akhir. Untuk lebih memastikan kebenaran hasilnya, dilakukan tracing lagi dari posisi akhir ke posisi awal.
Ketika hasil tracing tersebut di transfer ke komputer, nampak hasilnya dalam beberapa titik agak berbeda. Bisa jadi karena posisi kendaraan yang memang tidak benar - benar pas ketika pergi dan ketika pulang, tetapi mungkin juga karena akurasi GPS nya yang memang tidak memberikan titik yang benar - benar sesuai.

Data lapangan vs Data GIS

Dalam praktek sehari - hari, perubahan data lapangan adalah sesuatu yang biasa terjadi karena dinamika perkembangan di lapangan yang mengharuskan terjadinya perubahan tersebut. Dalam kaitan dengan hal tersebut data - data GIS juga harus
mengikutinya.
Persoalan muncul ketika data - data tersebut harus mempunyai identitas unik dan harus terurut sesuai kondisi lapangan, sehingga memudahkan dalam tracing nantinya. Sebuah misal, Ada 100 tiang listrik dilapangan, dengan identitas urut mulai awal
sampai akhir, untuk memenuhi permintaan, di lapangan diberikan sisipan tiang diantara tiang ke 2 dan ke 3, akibat yang terjadi adalah kita harus memberikan penomoran ulang untuk semua tiang mulai tiang nomor 3 sampai tiang nomor 100.
Hal ini menjadi persoalan tersendiri karena nomor - nomor tiang ini juga berkaitan erat dengan data - data lain yang terkait dengan nomor tiang ini. Misalnya data pelanggan yang mengambil suplai daya dari tiang tersebut, yang juga harus berubah
sesuai dengan penomoran baru tersebut.
Banyak sekali implikasi yang terjadi dengan perubahan kondisi lapangan terhadap data - data GIS supaya data - data GIS selalu update. Seringkali perubahan kondisi lapangan yang hanya dikerjakan dalam waktu 1 hari saja, ternyata perubahan data di
GIS harus memakan waktu 1 minggu.
Sampai saat ini, kami belum mempunyai formula yang tepat agar perubahan kondisi di lapangan segera bisa diikuti oleh data GIS tanpa perlu memakan waktu yang relatif lama. Dan ini selalu menjadi pemikiran kami untuk bisa membuat formula yang tepat
dan dapat diterapkan untuk semua kondisi lapangan. Tentu saja sulit untuk dilakukan, tapi bukan tidak mungkin.

Permasalahan Data GIS dan Lapangan

Dalam praktek sehari - hari, Aplikasi GIS mencakup banyak sekali bagian yang saling terkait. Ada bagian perencanaan, bagian operasi, bagian pemeliharaan, bagian pemasaran dan bagian - bagian lain.
Sehubungan dengan hal tersebut input yang didapatkan dalam updating data GIS berasal dari berbagai macam bagian tersebut. Keuntungannya adalah ada banyak input yang masuk ke bagian
GIS sehingga updating data menjadi semakin sering dan akan lebih memperbaiki sistem yang ada
sehingga lebih sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Tetapi selain keuntungan di atas, ternyata dalam prakteknya ada beberapa input yang cenderung tidak valid dengan berbagai sebab. Penyebabnya antara lain karena kesalahan pengamatan survei, formulir survei yang salah tulis atau karena form survei yang hilang atau tertukar dengan form survei lain.
Permasalahan di atas masih bisa dimaklumi karena kesalahan yang tidak disengaja dan manusiawi. Ada beberapa permasalahan yang cenderung “disengaja” untuk memberikan keuntungan bagi yang memberikan input tersebut dengan berbagai alasan.
Kalau sudah terjadi seperti ini, seringkali data GIS dianggap tidak valid dan tidak bisa digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan. Padahal data yang ada adalah berdasarkan input dari berbagai pihak yang operator GIS sendiri tidak selalu bisa mengontrol dan menyeleksi data - data mana yang benar atau data - data mana yang tidak benar.
Tugas operator GIS hanya menginputkan data sesuai dengan masukan diperoleh. Tidak lebih dari
itu. Dengan kondisi seperti ini, tugas operator GIs menjadi lebih berat dikarenakan untuk lebih mem-valid-kan data, operator GIS harus melakukan sampling ke lokasi terhadap data - data yang ada sehingga bisa mengurangi faktor kesalahan dikarenakan input yang salah.
Dalam beberapa kondisi, ternyata ditemukan perubahan terhadap data lapangan yang dilakukan
oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab, hal ini sangat fatal karena perubahan yang dilakukan oleh oknum - oknum tersebut ternyata tidak dilaporkan atau di sampaikan ke bagian
GIS sehingga data - data yang ada di GIS adalah data - data lama sebelum di rubah oleh oknum tersebut.
Apakah dengan kondisi seperti ini, data GIS akhirnya di vonis tidak valid? sementara banyak hal yang membuat data tersebut tidak valid. Semestinya dibuatkan sebuah rule / aturan yang tegas untuk tidak ada kesempatan bagi oknum - oknum tersebut melakukan sesuatu yang illegal yang berhubungan dengan data GIS. Sampai saat ini belum ada aturan tersebut.

Sejarah perkembangan GIS

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
GIS dengan gvSIG.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)” dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
diambil dari : wikipedia

Apa itu GIS?

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang men-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spatial (keruangan) yang mereferensikan  kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi - operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna bagi berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.

Kemampuan dan kelebihan GIS

Kemampuan SIG antara lain:  
1. Memetakan Letak Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kapling bangunan. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.  

2. Memetakan Kuantitas Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.  

3. Memetakan Kerapatan ( Densitas ) Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Misalnya, Untuk melihat lokasi pelanggan dengan jumlah pemakaian listrik terbanyak atau yang pemakaian listriknya relative lebih sedikit. Sehingga data ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi akibat ketidakseimbangan kerapatan. 

4. Memetakan Perubahan Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.  

5. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai contohnya, Sebuah gardu listrik dengan kapasitas tertentu, dapat melayani pelanggan dalam jarak tertentu dari lokasi gardu listrik tersebut. Dengan peta ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan ke depan, misalnya untuk memasang tambahan gardu listrik baru di area yang tidak terjangkau gardu listrik yang ada.

Pengetahuan Peta


Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu.Adapun persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh suatu peta sehingga menjadi peta yang ideal adalah:
1.  Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak aslinya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala tertentu).

2.  Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan skalanya).

3.  Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan arah yang sebenarnya (seperti di permukaan bumi).

4.  Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan faktor skalanya).Pada kenyataannya di lapangan merupakan hal yang tidak mungkin menggambarkan sebuah peta yang dapat memenuhi semua kriteria di atas, karena permukaan bumi itu sebenarnya melengkung. Sehingga pada saat melakukan proyeksi dari bentuk permukaan bumi yang melengkung tersebut ke dalam bidang datar (kertas) akan terjadi distorsi.

Oleh karena itu maka akan ada kriteria yang tidak terpenuhi.Prioritas kriteria dalam melakukan proyeksi peta tergantung dari penggunaan peta tersebut di lapangan misalnya untuk peta yang digunakan untuk perencanaan Jaringan Listrik, maka yang akan jadi prioritas peta ideal adalah kriteria 1 dan 3, sedangkan peta denah kampus yang akan kita digitasi tentunya kriteria 2 dan 4 yang akan diutamakan.

Aplikasi SIG untuk Sistem Kelistrikan

Secara umum, dalam bidang kelistrikan aplikasi SIG dapat digunakan untuk manajemen inventarisasi jaringan listrik, perencanaan jaringan tahun berikutnya, misalnya penentuan letak Gardu listrik, rute jaringan yang optimal, sampai pada penentuan lokasi kantor pelayanan pelanggan.
Teknologi SIG dalam bidang kelistrikan  diterapkan untuk memetakan daerah/ lokasi pelanggan, asset jaringan, dan semua informasi yang terkait dengan pelanggan dan asset jaringan tersebut. Dan dalam perkembangannya, data – data ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan dan implementasi infrastruktur ketenagalistrikan.Agar kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik sebagaimana mestinya maka data yang dipergunakan harus memadai dalam arti lengkap, mutakhir, akurat dan dapat ditelusuri setiap perubahan yang terjadi ( di updating data setiap setiap terjadi perubahan ).Pada dasarnya data merupakan asset perusahaan yang sangat berharga, karenanya harus diperlakukan dengan cermat seperti kelaziman memberlakukan sumber daya perusahaan lainnya seperti uang dan material. Untuk menjamin bahwa data yang dipergunakan pada kegiatan ini memenuhi persyaratan standar, perlu disiapkan pedoman serta petunjuk yang jelas tentang bagaimana data yang dibentuk/bagaimana perubahan dilakukan serta bagaimana mengkoreksi kesalahan yang terjadi pada saat data dibentuk.Selain yang sudah disebutkan di atas, penerapan SIG dalam bidang kelistrikan dimaksudkan untuk:a)       Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja yang ditunjang oleh data yang akurat, yang bukan saja merupakan data teks, tetapi juga didukung dengan data keruangan (spasial)b)       Meningkatkan kecepatan dalam hal pengambilan keputusan. c)       Meningkatkan monitoring khususnya dalam hal informasi jaringan kelistrikan yang sedang berjalan. Misalnya penambahan/pengurangan asset, serta monitoring terhadap perpindahan lokasi asset.
d)   Tujuan akhir dari semua di atas adalah untuk meningkatkan pelayananan pelanggan.

GIS untuk Manajemen Data Jaringan tenaga Listrik

 Dengan semakin banyaknya aset yang tersebar di banyak lokasi, maka hal ini akan dihadapkan pada kesulitan dalam  mengetahui / memberikan informasi secara akurat terhadap jumlah dan nilai asset yang dimiliki yang tersebar diseluruh pelosok baik perkotaan maupun pedesaan dikarenakan banyaknya asset dan lokasi sebaran asset tersebut yang begitu luas.Dengan SIG, persoalan tersebut dapat dengan mudah diatasi. Lokasi dan atribut asset terekam dan direpresentasikan dalam SIG.
Setiap perubahan yang terjadi data jaringan di lapangan, baik penambahan jaringan, pengurangan jaringan ataupun mutasi jaringan akan selalu dilakukan updating terhadap data SIG yang ada, sehingga data SIG akan menjadi “mirror” bagi data lapangan. Informasi yang disajikan bukan hanya dalam bentuk data teks yang statis, tetapi merupakan data spasial (keruangan) sehingga data berupa lokasi jaringan, kondisi jaringan dan atribut jaringan yang bersangkutan.
Data – data SIG ini pada akhirnya akan membentuk sebuah Data Induk Jaringan (DIJ) yang merupakan database jaringan dan asset. Sebagai database jaringan dan asset, DIJ memegang peran penting dalam proses pengambilan keputusan di bidang distribusi. DIJ ini akan menjadi acuan bagi proses perencanaan, pemeliharaan dan operasi bidang distribusi.
DIJ ini jika diperlukan, bahkan digunakan oleh bidang – bidang lain misalnya Pemasaran.

ESRI


ESRI (Environmental Systems Research Institute) dengan slogan GIS and Mapping software adalah salah satu perusahaan besar di dunia yang bergerak dalam bidang GIS. Sudah banyak aplikasi GIS yang dihasilkan oleh ESRI mulai dari ArcInfo, ArcView, ArcIMS dan juga ArcGIS yang merupakan kompilasi dari berbagai aplikasi GIS yang dibangun oleh ESRI.
Saat ini, saya juga menggunakan salah satu software ESRI yang bernama ArcView, karena memang  memberikan keleluasaan bagi para engineer ataupun programmer untuk bekerja. Untuk para engineer, ArcView memberikan kemudahan dalam pengolahan dan juga analisis peta. Sedangkan untuk programmer GIS tersedia Script Avenue untuk mengembangkan extension (sejenis plugin untuk ArcView).
Software lain yang saat ini saya gunakan adalah Arc GIS 9.0 (padahal sekarang ini ada versi 10). Memang dirasakan banyak kelebihan software dari esri ini.
Tetapi sayangnya tidak banyak yang bisa di explore dari website mereka, tidak ada software trial untuk versi terbaru sehingga menyulitkan bagi orang seperti saya untuk mencoba versi terbaru.
Mungkin ada temen yang punya? siapa tahu.

Blogsome ditutup, pindah ke blogspot

Beberapa hari yang lalu, saya memperoleh email dari pengelola blogsome.com yang pada intinya memberitahukan bahwa blogsome.com dengan sangat terpaksa segera ditutup.
Sayang sekali memang, beberapa blog saya dihost di sana,akibatnya jelas, saya harus memindahkan posting - posting yang ada ke blog gratisan lain, alternatifnya adalah blogspot ini.
Oleh karena itu, blog http://gis.blogsome.com saya pindahkan ke blog ini dengan harapan, posting - posting yang ada masih bisa dibaca oleh semua orang.